Seperti yang kita semua ketahui, manusia
memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh binatang maupun tumbuhan. Kelebihan
yang menyempurnakan kehidupannya itu adalah karena Tuhan mengkaruniainya
kemampuan untuk berpikir. Berpikir yang baik dan benar adalah satu dari sekian
banyak jalan yang di sarankan oleh Agama Hindu untuk melenyapkan belenggu yang
menyelimuti kehidupan manusia.
Setiap orang menginginkan hidupnya
berarti dan lebih bermakna, hendaknya harus berpegang teguh pada dharma.
Walaupun hidupnya nampak sederhana, namun mereka memiliki jiwa yang tenang dan
penuh bahagia. Bagi mereka yang tiada memiliki prinsip hidup Dharma, maka
mereka mudah digoyangkan oleh perbuatan-perbuatan Adharma. Walaupun mereka
memiliki harta benda yang berlebihan, namun hatinya penuh dengan penderitaan
yang mengancam dirinya karena mereka selalu merasa was-was, yang disebabkan
seringnya mereka melakukan perbuatan yang kurang baik terhadap masyarakat dan
lingkungannya. Semua perbuatan yang dilakukan oleh seseorang di dunia akan
melekat pada pikiran. pikiran menjadi titik tolak dari perkataan dan perbuatan.
pikiran yang sehat adalah pikiran yang berlandaskan pada ajaran-ajaran Dharma
sedangkan pikiran yang tidak baik adalah pikiran yang senantiasa terselimuti
oleh gejolak hawa nafsu yang tak terkendalikan.
Pikiran merupakan
pusat dari segala kegiatan indria-indria dan sumber berbagai gagasan demi
kepuasan indra. Fungsi pikiran adalah berpikir, merasakan dan mengingikan. Pikiran
terkadang diibaratkan seperti monyet yang melompat-lompat dari satu cabang ke
cabang lainnya. Kedudukan seseorang yang pikiran dan indria-indrianya tidak
terkendali menjadi sangat menyedihkan. Disatu sisi lidah mempengaruhiya untuk
mendapatkan makanan yang enak kemudian rasa haus menariknya untuk mendapatkan
minuman yang sesuai. Perut memaksa untuk dipenuhi, telinga ingin mendengarkan
suara yang merdu,indria penciuman mencari aroma yang wangi, dan mata berkedip
untuk melihat pemandangan yang inidah. Dengan demikian indria-indria,
organ-organ dan anggota-anggota badan semuanya menginginkan kepuasan. Semua
indria-indria berkelana dan terseret diberbagai penjuru akibat dari pikiran
yang tak terkendali. Pikiran yang tak terkendali dapat mengakibatkan seseorang
kehilangan kepercayaan, penyakit yang berbahaya, kurag PEDE, Hipertensi, stres,
gila, depresi, kelemahan dalam mengambil keputusan, kerusakan pada diri
seseorang, keluarga dan masyarakat.
Orang yang tidak memiliki solusi/jalan keluar ketika menghadapi
bahaya pada kehidupan, jatuh dalam pengaruh berbagai kegiatan yang buruk
seperti merokok, mabuk-mabukan, atau bunuh diri untuk membebaskan dirinya dari
penderitaan. namun kegiataan ini justru menembah kesengsaraan yeng lebih
“hebat” dari sebelumnya. Pada zaman modern ini, secara langsung kita melihat
masyarakat mudah sekali stress, tidak percaya diri dan sebagainya sebagai
akibat pikiran yang tidak terkendali.
Sri
Krisna bersabdha dalam Bhagawadgita (B.G.6.6) “Pikiran adalah
sahabat terbaik bagi mereka yang telah menaklukannya; namun bagi mereka yang
gagal, pikiran akan selalu menjadi musuh terbesarnya.”. Karakter pikiran
menentukan kebahagiaan ataupun penderitaan seseorang. pikiran dapat diibaratkan
sebagai pisau yang tajam. pisau yang tajam digunakan penjahat untuk meakukan
kejahatan., namun pisau tersebut juga digunakan oleh doktor bedah yang ahli
dalam menyelamatkan kehidupan seseorang. pisau itu bukanlah benda yang baik
atau buruk. ketika pikiran dapat dikendalikan, maka seseorang akan mencapai kesempurnaan
tertinggi kehidupan. Ia secara sukarela mengikuti tuntunan kepribadian Tuhan
Yang Maha Esa, yang berada pada hati setiap ornga sebagai Roh Yang Utama
kepribadian seperti itutidak dipengaruhi oleh dualitas kepribadian material
yaitu panas-dingin, penderitaan- kebahagiaan dll.
Dalam Bhagawadgita Krisna juga menjelaskan
sifat alami pikiran yang tek terkendali. pikiran yang seperti itu selalu saja
membuat berbagai rencana untuk menikmati berbagai kenikmata indria. Sri Krisna
Bersabhda “Saat merenungkan Obyek-obyek indria, seseorang mengembangkan ikatan
terhadap obyek indria tersebut. kemudian dari ikatan tersebut berkembangah hawa
nafsu, dan dari hawa nafsu timbulak amarah. dari amarah berbagai khayalan
muncul. khayalan menyebabkan ingatanmenjadi kebingungan.bila kebingungan muncul
maka kecerdasan akan hilang. Akibat ilangangnya kecerdasan seseorang akan jatuh
lagi kedalam lautan material.” (B.G.II.62-63). Pikiran yang tak terkendali
merupakan penyebab dari keberadaan meterial kita dan sebagala penderitaan
meterial yang kita alami di dunia material ini. Jika pikiran dapat
dikendalikan, maka indria-indria tidak akan menimbulkan masalah bagi kita.
Kecerdasan seseorang hendaknya sangat kuat sehingga pikiran berada dibawah
kendalinya. dengan demikian indria-indria secara otomatis dapat ditundukan.
Seorang kusir kereta haruslah kokoh, kuat dan ahli dalam mengendalikan tali
kendali sehingga kuda-kuda menjai terkendali. Kecerdasan harus ditingkatkan
dengan mendengarkan instruksi yang bersal dari otoritas yang lebih tinggi. Sri Krisna bersabda dalam Bhagawadgita (B.G.IV.34) “Belajarlah
tentang kebenarandengan cara mendekati seorang guru kerohanian. bertanyalah
pada beliau dengan kerendahan hati dan abdikanlah dirimu padanya. seseorang
yang telah insaf pad dirinya dapat memberikan pengetahuan kepadamu karena
mereka telah melihat kebenaran itu.”
Melalui
proses ini kecerdasan akan menjadi kuat sehingga pikiran yang terkendali dengan
mudah dapat ditundukan. instruksi rohani yang baik adalah makanan bagi
kecerdasan. instruksi-instruksi ini dapat mengembangkan dan menyucikan
kecerdasan. ketika kecerdasan (kusir) mendominasi maka ia mampu mengendalikan pikiran (tali
kekang/kendali) dan Roh atau sang jiwa (peumpang) akan menikmati perjalanan
yang nyaman, namun jika kecerdasan lebih rendah atau lebih lemah daripada
pikiran, maka tidak terdapat kemungkinan bagi kedamaian maupun kebahagiaan
hadir dalam kehidupan kita.
Demikianlah
untuk dipahami umat sedharma, Mengendalikan pikiran adalah faktor terpenting dalam
kehidupan seseorang. Pikiran dapat menjadi sahabat yang baik, baik bagi mereka yang
telah mampu menaklukannya, namun jika kebalikannya pikiran akan selalu menjadi
musuh terbesar yang dapat menghancurkan hidupnya. Oleh karena itu marilah kita
semua berpikir yang baik, dominasikan kecerdasan yang kita miliki sebagai
pembuat keputusan untuk membedakan hal yang baik dan buruk, arahkan dan
tentukan pikiran kita ke arah yang benar. Serta bangkitkan Rajas Indria yang bersemayam di dalam diri kita agar kita mampu
mengendalikan pikiran dan terbebas dari belenggu awidia.
Semoga semua berbahagia, senantiasa ada di jalan dharma dan
selalu dalam perlindungan Ida Sang Hiang
Widhi Wasa.
Sumber:
-Berpikir Benar Dasar Mencapai Kebahagiaan
- Seni Mengendalikan Pikiran