Kamis, 21 November 2013

Mengendalikan Pikiran



Seperti yang kita semua ketahui, manusia memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh binatang maupun tumbuhan. Kelebihan yang menyempurnakan kehidupannya itu adalah karena Tuhan mengkaruniainya kemampuan untuk berpikir. Berpikir yang baik dan benar adalah satu dari sekian banyak jalan yang di sarankan oleh Agama Hindu untuk melenyapkan belenggu yang menyelimuti kehidupan manusia. 
Setiap orang menginginkan hidupnya berarti dan lebih bermakna, hendaknya harus berpegang teguh pada dharma. Walaupun hidupnya nampak sederhana, namun mereka memiliki jiwa yang tenang dan penuh bahagia. Bagi mereka yang tiada memiliki prinsip hidup Dharma, maka mereka mudah digoyangkan oleh perbuatan-perbuatan Adharma. Walaupun mereka memiliki harta benda yang berlebihan, namun hatinya penuh dengan penderitaan yang mengancam dirinya karena mereka selalu merasa was-was, yang disebabkan seringnya mereka melakukan perbuatan yang kurang baik terhadap masyarakat dan lingkungannya. Semua perbuatan yang dilakukan oleh seseorang di dunia akan melekat pada pikiran. pikiran menjadi titik tolak dari perkataan dan perbuatan. pikiran yang sehat adalah pikiran yang berlandaskan pada ajaran-ajaran Dharma sedangkan pikiran yang tidak baik adalah pikiran yang senantiasa terselimuti oleh gejolak hawa nafsu yang tak terkendalikan.
            Pikiran merupakan pusat dari segala kegiatan indria-indria dan sumber berbagai gagasan demi kepuasan indra. Fungsi pikiran adalah berpikir, merasakan dan mengingikan. Pikiran terkadang diibaratkan seperti monyet yang melompat-lompat dari satu cabang ke cabang lainnya. Kedudukan seseorang yang pikiran dan indria-indrianya tidak terkendali menjadi sangat menyedihkan. Disatu sisi lidah mempengaruhiya untuk mendapatkan makanan yang enak kemudian rasa haus menariknya untuk mendapatkan minuman yang sesuai. Perut memaksa untuk dipenuhi, telinga ingin mendengarkan suara yang merdu,indria penciuman mencari aroma yang wangi, dan mata berkedip untuk melihat pemandangan yang inidah. Dengan demikian indria-indria, organ-organ dan anggota-anggota badan semuanya menginginkan kepuasan. Semua indria-indria berkelana dan terseret diberbagai penjuru akibat dari pikiran yang tak terkendali. Pikiran yang tak terkendali dapat mengakibatkan seseorang kehilangan kepercayaan, penyakit yang berbahaya, kurag PEDE, Hipertensi, stres, gila, depresi, kelemahan dalam mengambil keputusan, kerusakan pada diri seseorang, keluarga dan masyarakat.
Orang yang tidak memiliki solusi/jalan keluar ketika menghadapi bahaya pada kehidupan, jatuh dalam pengaruh berbagai kegiatan yang buruk seperti merokok, mabuk-mabukan, atau bunuh diri untuk membebaskan dirinya dari penderitaan. namun kegiataan ini justru menembah kesengsaraan yeng lebih “hebat” dari sebelumnya. Pada zaman modern ini, secara langsung kita melihat masyarakat mudah sekali stress, tidak percaya diri dan sebagainya sebagai akibat pikiran yang tidak terkendali.
Sri Krisna bersabdha dalam Bhagawadgita (B.G.6.6) “Pikiran adalah sahabat terbaik bagi mereka yang telah menaklukannya; namun bagi mereka yang gagal, pikiran akan selalu menjadi musuh terbesarnya.”. Karakter pikiran menentukan kebahagiaan ataupun penderitaan seseorang. pikiran dapat diibaratkan sebagai pisau yang tajam. pisau yang tajam digunakan penjahat untuk meakukan kejahatan., namun pisau tersebut juga digunakan oleh doktor bedah yang ahli dalam menyelamatkan kehidupan seseorang. pisau itu bukanlah benda yang baik atau buruk. ketika pikiran dapat dikendalikan, maka seseorang akan mencapai kesempurnaan tertinggi kehidupan. Ia secara sukarela mengikuti tuntunan kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, yang berada pada hati setiap ornga sebagai Roh Yang Utama kepribadian seperti itutidak dipengaruhi oleh dualitas kepribadian material yaitu panas-dingin, penderitaan- kebahagiaan dll.
            Dalam Bhagawadgita Krisna juga menjelaskan sifat alami pikiran yang tek terkendali. pikiran yang seperti itu selalu saja membuat berbagai rencana untuk menikmati berbagai kenikmata indria. Sri Krisna Bersabhda “Saat merenungkan Obyek-obyek indria, seseorang mengembangkan ikatan terhadap obyek indria tersebut. kemudian dari ikatan tersebut berkembangah hawa nafsu, dan dari hawa nafsu timbulak amarah. dari amarah berbagai khayalan muncul. khayalan menyebabkan ingatanmenjadi kebingungan.bila kebingungan muncul maka kecerdasan akan hilang. Akibat ilangangnya kecerdasan seseorang akan jatuh lagi kedalam lautan material.” (B.G.II.62-63). Pikiran yang tak terkendali merupakan penyebab dari keberadaan meterial kita dan sebagala penderitaan meterial yang kita alami di dunia material ini. Jika pikiran dapat dikendalikan, maka indria-indria tidak akan menimbulkan masalah bagi kita. Kecerdasan seseorang hendaknya sangat kuat sehingga pikiran berada dibawah kendalinya. dengan demikian indria-indria secara otomatis dapat ditundukan. Seorang kusir kereta haruslah kokoh, kuat dan ahli dalam mengendalikan tali kendali sehingga kuda-kuda menjai terkendali. Kecerdasan harus ditingkatkan dengan mendengarkan instruksi yang bersal dari otoritas yang lebih tinggi. Sri Krisna bersabda dalam Bhagawadgita (B.G.IV.34) “Belajarlah tentang kebenarandengan cara mendekati seorang guru kerohanian. bertanyalah pada beliau dengan kerendahan hati dan abdikanlah dirimu padanya. seseorang yang telah insaf pad dirinya dapat memberikan pengetahuan kepadamu karena mereka telah melihat kebenaran itu.”
            Melalui proses ini kecerdasan akan menjadi kuat sehingga pikiran yang terkendali dengan mudah dapat ditundukan. instruksi rohani yang baik adalah makanan bagi kecerdasan. instruksi-instruksi ini dapat mengembangkan dan menyucikan kecerdasan. ketika kecerdasan (kusir) mendominasi maka  ia mampu mengendalikan pikiran (tali kekang/kendali) dan Roh atau sang jiwa (peumpang) akan menikmati perjalanan yang nyaman, namun jika kecerdasan lebih rendah atau lebih lemah daripada pikiran, maka tidak terdapat kemungkinan bagi kedamaian maupun kebahagiaan hadir dalam kehidupan kita.
            Demikianlah untuk dipahami umat sedharma, Mengendalikan pikiran adalah faktor terpenting dalam kehidupan seseorang. Pikiran dapat menjadi sahabat yang baik, baik bagi mereka yang telah mampu menaklukannya, namun jika kebalikannya pikiran akan selalu menjadi musuh terbesar yang dapat menghancurkan hidupnya. Oleh karena itu marilah kita semua berpikir yang baik, dominasikan kecerdasan yang kita miliki sebagai pembuat keputusan untuk membedakan hal yang baik dan buruk, arahkan dan tentukan pikiran kita ke arah yang benar. Serta bangkitkan Rajas Indria yang bersemayam di dalam diri kita agar kita mampu mengendalikan pikiran dan terbebas dari belenggu awidia.
Semoga semua berbahagia, senantiasa ada di jalan dharma dan selalu dalam perlindungan Ida Sang Hiang Widhi Wasa.

Sumber:
-Berpikir Benar Dasar Mencapai Kebahagiaan
- Seni Mengendalikan Pikiran